selamat datang
Home » » Makam BRAy Kusuma Narsa Ditandai Pohon Asem dan Bambu Keramat

Makam BRAy Kusuma Narsa Ditandai Pohon Asem dan Bambu Keramat

Written By Kang Tarmin on Minggu, 25 Maret 2012 | 05.39


Disekitar Dusun Keblokan, Desa Sendang Ijo, tepatnya dialiran sungai Bengawan Solo terdapat sebuah makam bersemayamnya BRAy Kusuma Narsa, seorang pejuang dijaman kemerdekaan didalam mengusir bangsa Belanda dari muka bumi Nusantara ini. Menurut Kasih  Ariyanto, juru kunci muda makam itu, mengaku dirinya merupakan generasi keenam dari penerus leluhurnya,"Saya sebagai generasi keenam setelah ayah saya, Wirodimejo " katanya
    Kepada  MR, Ariyanto mengatakan, bahwa sejarah tentang munculnya makam Keblokan itu berkaitan dengan perjuangan BRAy Kusuma Narsa. Dimana ketika kompeni Belanda masih menguasai tanah air ini. Lamanya Belanda menguasai nusantara ini karena mereka menggunakan cara yang disebut Devide et Impera (politik adu domba), politik ini bukan saja membuat antar kawan bermusuhan, melainkan suami isteri pun bisa bercerai dan bermusuhan,  "Sehingga para pejuang sudah banyak yang menjadi korban" jelasnya
    Pada saat itu, tersebutlah BRAY.Kusumo Narso, isteri dari Amangkurat IV, penguasa Kerajaan Kartasura. Perempuan ini terpaksa meninggalkan suaminya, karena Amangkurat IV berpihak pada musuh atau tentara Belanda. Sedangkan dia sendiri ikut berjuang membela rakyat dan mempertahankan tanah Pertiwi ini. Saking  perhatiannya pada rakyat kecil, maka  Bray.Kusumo Narso dan pengikutnya meninggalkan bumi Kartasura.
Mereka berlari menuju arah Selatan diiringi sumpah serapahnya yang menyebutkan, dirinya tidak akan pulang sebelum bisa meringkus musuh. Dari sana pengikutnya terpecah belah, sebagian ada yang ikut dan lainya hidup berkalang harta  sebagai pengikut Belanda dengan tetap tinggal di Kartasura. .
BRAy Kusuma Narsa, merencanakan perang dengan Belanda akan dikahiri dengan kemenangan selama 16 tahun, "Artinya dia yakin akan mengusir penjajah dinegeri ini selama 16 tahun kedepan" ujar Ariyanto lagi
Tetapi nasib berkata lain,sepanjang elariannya dan berperang melawan Belanda yang sudah hampir 12 tahun itu, ia banyak memberikan nasehat terhadap para pengikutnya. Begitu pula dengan cucunya yang bernama RM Said yang kemudian dikenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyawa, "BRAy Kusuma Narsa banyak memberikan srategi perang gerilya. Selain itu juga membangkitkan semangat dalam mencintai tanah air di negeri ini" lanjutnya
 Masalah srategi perang ini dia memberi contoh yang selama ini dilakukan sendiri, yakni dengan cara berpindah-pindah. Namun akhirnya dia meninggal dunia di sekitar Kampung Seneng, daerah perluasan dari alas (hutan) Kethu . Tetapi sebelumnya ia berpesan kepada cucu dan pengikutnya, kelak jika ia meninggal dunia, jasadnya supaya dilarung dialiran sungai Bengawan Solo.
Alkisah, BRAy Kusuma Narsa meninggal dunia diatas rakit, untuk itu memudahkan pengikutnya untuk memenuhi pesannya, yakni melarung jasadnya disepanjang aliran bengawan Solo. Dalam pesannya juga disebut, dimana rakit itu berhenti, maka disanalah dia akan dimakamkan. Benar, ketika rakit itu berhenti  pada sebuah tempat dan pengikutnya menamakannya, maka daerah itu dinamakan Keblokan.
Anehnya, konon rakit yang menjadi tempat pembawa jenasahnya berubah menjadi pohon asem dan satang dari bambu untuk rakit itu sekarang menjadi bambu keramat yang sampai sekarang masih dikeramatkan oleh penduduk sekitar. Masih menurut Ariyanto, bambu keramat itu dapat dibuat apa saja, tergantung dari jawab (keinginan) peziarah masing-masing.
    Hingga kini tempat itu, banyak dikunjungi peziarah, terutama pada hari Jum'at. Setidakanya, kata Ariyanto, setiap malam itu ada sekitar 40-an orang yang berkunjung disana. Makam itu, dimasa kekuasaan orde baru banyak dikunjungi peziarah, tetapi belakangan ini agak berkurang, "Mungkin sekarang ini banyak orang Jawa yang kehilangan Jawane, sehingga banyak yang melupakan sejarah para pejuang" tambahnya
Sehubungan dengan itu yang menjadi harapan Ariyanto terhadap Dinas terkait bisa ikut mengelola dan melestarikan cagar budaya ini. Sedangkan menurut pendapat Dirun, selaku  kepala Desa Sendang Ijo, di Dusun Keblokan ini memang dahulu ramai dikunjungi peziarah. Mungkin, kalau sekarang menjadi sepi, karena kurangnya publikasi mengenai keberadan makam ini, "Jika tempat ini dijadikan tempat tujuan wisata, mungkin bisa menambah pemasukan dan membuka peluang usaha, misalkan dengan banyaknya para pedagang disekitar makam ini" katanya
    Secara rinci dikatakan, Desa Sendang Ijo memiliki luas 544 Km 2 dengan jumlah penduduk 1467 orang. Namun warga disana kebanyakan merantau keluar desanya. Jika tempat ini dijadikan obyek wisata tentunya banyak membuka peluang kerja didaerahnya sendiri. Mengingat keindahan tempat ini, selain bisa melihat pegunungan juga bisa bermain-main diseputar aliran sungai Bengawan Solo.(cahyo)


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Info Seputar Wonogiri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger