Wonogiri – Tingginya tingkat sedimentasi atau pewaletan yang tinggi, cekdam Anak Wiroko di Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri tertutup tanah dan batu koral. Akibatnya, air sungai mengalir tidak pada bibir cekdam melainkan melalui sisi samping tanggul. Dampak lebih buruk lagi, sekitar 25 hektar lahan persawahan terancam tidak dapat panen lantaran akses irigasi terputus.
Kejadian ini sudah berlangsung sejak akhir Nopember tahun lalu. “Sekitar 3 bulanan Mas, seingat saya semenjak awal datangnya musim penghujan kemarin,” tutur tokoh masyarakat Desa Sempukerep yang juga Ketua Umum LSM Cahaya Hati Rakyat Pardi Pretos
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa laju sedimentasi yang tinggi menyebabkan banyak tanah bercampur pasir dan kerikil menutupi bibir cekdam. Terutama di sekitaran pintu air. “Sehingga air malah berbelok lewat sisi tanggul bukan melalui pintu,nah yang kasihan kan para petani Mas, lha air untuk mengaliri sawah sudah tidak ada padahal kami cuma mengandalkan pasokan dari cekdam itu,” jelasnya.
Posisi petani menjadi semakin sulit saat belakangan hujan kian jarang turun. “Kalau hal ini dibiarkan terus-menerus saya khawatir kami akan gagal panen Mas,” pungkasnya seraya mengharap perhatian dari pemerintah kabupaten supaya segera mengatasi pemasalahan itu.
Janji perbaikan cekdam diberikan DPESDM (Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral) Wonogiri. Disebutkan, cekdam yang mengairi 30 hektar sawah segera diperbaiki dengan tenggat waktu maksimal 2 (dua) bulan lagi.
“Yang menjanjikan langsung adalah Pak Arso (Arso Utoro/Kepala DPESDM). Saat telepon dengan saya, dikatakan maksimal dua bulan akan segera diperbaiki,” ujar Pardi Pretos, tokoh masyarakat Sidoharjo yang juga Ketua LSM Cahaya Hati Rakyat
Menurut Arso –seperti ditirukan Pardi, saat ini anggaran sudah masuk di DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah). Dan dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa dicairkan.
“Kami dari petani yang sawahnya mengandalkan pengairan dari cekdam itu sangat menunggu dan mengharapkan perbaikan tersebut, walaupun sebenarnya saat inpun sudah masuk masa pengolahan lahan yang tentunya memerlukan pengairan yang banyak,” lanjut Pardi.
Dirinya lantas menegaskan bakalan terus menagih janji pemkab manakala selang dua bulan tidak terealisasi. Sebab menyangkut urusan perut. Sekitar 100-an lebih kepala keluarga mengantungkan hidup dari persawahan tersebut.
Puluhan warga Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, Kamis (24/5) siang, menggeruduk Rumah Dinas Bupati Wonogiri. Mereka meminta kepastian atas janji perbaikan cekdam Garotan yang diberikan Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM).
Sayang keinginan warga untuk menyampaikan aspirasi ke Bupati Danar tidak kesampaian, pasalnya Danar Rahmanto tidak sedang berada di tempat. Akhirnya mereka ditemui Ketua DRD Wawan Setyo Nugroho dan Kepala PESDM, Arso Utoro.
Kepada Wawan dan Arso warga menanyakan kepastian atas janji perbaikan cekdam Garotan yang belum juga ditepati. “Cekdam Garotan itu rusak karena bencana alam banjir, seharusnya diperbaiki menggunakan dana taktis tanggap bencana, tidak perlu bertele-tele pakai alasan panitia lelang yang belum lengkap atau apapun itu,“ ungkap perwakilan warga, Pardi Pretos.
Pardi mengatakan jika tak segera diperbaiki dalam waktu dekat dipastikan banyak petani akan kelaparan. “Ada 25 hektar lahan yang menggantungkan air dari Garotan, tolong segera diperbaiki, tentukan kapan waktunya yang pasti, jangan diulur-ulur terus, kalau memang tidak ada dana katakan saja, kami siap kok untuk iuran sendiri,“ tandas pria berkulit putih itu.
Sementara itu Wawan Setyo Nugroho mendesak pihak Pemkab Wonogiri dalam hal ini Dinas PESDM untuk segera menanggapi permintaan warga. Namun, harus disesuaikan dengan prosedur yang berlaku.
Setelah didesak, akhirnya Kepala PESDM, Arso Utoro menyanggupi permintaan warga. Perbaikan akan segera dilakukan, dan panitia lelang bakal segera dikebut pekerjaannya.(ars)
Posting Komentar