Wonogiri - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya, itu adalah sekelumit kata-kata dari Presiden RI pertama, Ir Soekarno yang mempunyai makna besar untuk diterapkan dimasa sekarang ini. Ibarat mendirikan rumah yang paling berat adalah membuat pondasi, karena dengan pondasi yang kuat, maka bangunan akan kokoh tegak berdiri dalam waktu yang lama.
Begitu pula dengan Kota Wonogiri ini yang juga mempunyai nilai sejarah daerah seperti Dusun Dringo, Wonoharjo, Nguntoronadi merupakan daerah yang tenang, dengan alam bebukitan tidak mengira bahwa pernah lahir di daerah ini seorang Bupati I Wonogiri, yaitu Rr.Joyo Sudarso .
Keadaan makam tersebut terletak diatas bebukitan dan kalau mau menuju kesana harus menaiki bebukitan curam yang sekitarnya tidak terawatt, karena banyak ditumbuhi semak belukar. Mbah Suparti (80), juru kunci makam tersebut, meski usianya sudah renta, tetapi ia biasa naik turun gunung guna mengantar peziarah yang mau mendatangi makam tersebut.
Menurutnya biasanya tamu yang beziarah kemakam ini datang pada hari Jum’at
Kliwon dan biasanya mereka dianjurkan membawa bunga mawar berwarna merah atau pink. Lebih lanjut ia mengatakan, dahulunya Mbah Suparti tinggalnya diatas bukit dekat dengan makam ini, tetapi oleh penduduk yang kasihan terhadapnya dibuatkan rumah dari kayu dibawah bukit yang berbaur dengan penduduk setempat.
Semua yang dimakamkan disini adalah keluarga besar dari Rr.Joyo Sudarso, jika mau datang kesini harus berjalan kaki naik bebukitan sejauh 900 meter. Yang memprihatinkan, saat ini tidak ada kepedulian dari dinas yang terkait untuk memberi penghargaan kepada Bupati Wonogiri I ini dari segi pembangunan jalan menuju ke makam ini.
+ komentar + 1 komentar
ya moga pemda wonogiri mau memperhatikan semua ini
Posting Komentar