WONOGIRI - Bagi petani di Desa Gambir Manis, Kecamatan Pracimantoro budidaya tanaman cabe jamu dinilai sangat menguntungkan..Tanaman obat yang mirip seperti cabe ini sangat cocok untuk daerah yang kering, karena tanaman semacam ini bisa hidup dibebatuan dan dikayu-kayu, "Sehingga mudah dibudidayakan dan ternyata juga menjanjikan penghasilan yang lumayan" ujar Sukino, salah satu petani cabe jamu di desa Gambir Manis itu kepada MR siang itu
Selanjutnya Menurut Sakino mengatakan, kecuali tumbuh dibebatuan dan juga kayu, tanaman cabe jamu ini tidak memerlukan perawatan yang spesifik, cukup dibiarkan secara alami tanaman ini mampu tumbuh subur meski tanpa pemupukan.sekalipun. Sehingga petani di desa ini rata-rata menanam cabe jamu, disela-sela tanaman lainnya. Dalam satu tahun, petani disini mampu memanen 3 kali tanpa mengeluarkan biaya sepersenpun untuk merawat tanaman ini.
Pernah mahasiswa dari BEM UNS yang mensosialisasikan tentang penjualan
cabe jamu ini dan pemberdayaannya, tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya.
Menurut laporan dari petani setempat, dalam 1 tahun Desa Gambir Manis telah menghasilkan sekitar lebih dari 3 ton cabe jamu ini,.sedangkan harga per kilo gramnya mencapai Rp.4000 untuk cabe jamu basah dan Rp.12.000 untuk yang kering.
Dulu juga pernah, kata Sukino, dari KKN UNS yang mencoba mengembangkan tanaman ini dengan distek, tapi dari 1000 tanaman itu tidak ada yang hidup, sebab tanaman ini memang harus dibiarkan tumbuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan perawatan. Tapi yang menjadi kendala, para pedagang yang mempermainkan harga dengan seenaknya sendiri. Hal ini yang seringkali membingungkan petani disini .
Sehubungan dengan itu semua, maka pihak petani cabe jamu di Desa Gambir Manis mengharapkan ada kepedulian dari Dinas yang terkait untuk memberikan solusi tentang cara pemasaran yang tepat sehingga tengkulak-tengkulak tidak mempermainkan harga.(cahyo).
Posting Komentar