Nampaknya kesenian tradisi wayang kulit, saat ini mengalami masa keemasan , karena setelah beberapa tahun lalu sepi kini banyak diminati, sebab kesenian ini merupakan media informasi sekaligus tontonan dan tuntunan. Sehingga terkandung didalamnya filosofi yang penuh arti yang mungkin tidak ada di media lain, baik media cetak maupun televisi.
Kesenian wayang kulit yang sudah sejak lama dimiliki oleh bangsa Indonesia ini , selain mengadung filosofi juga memiliki nilai pendidikan didalam kehidupan manusia di dunia ini. Hal ini dimanifestasikan melalui karakter tokoh yang ada didalam cerita wayang tersebut. Sehingga setiap tokoh pewayangan memiliki watak yang berbeda dan ciri khusus yang tidak sama dari satu tokoh dengan tokoh lainya.
Begitu juga dengan H.Subagyo, salah seorang pengamat seni dan sekaligus caleg dari Partai Persatuan Pembangungan nomer urut 5 dari dapil V kabupaten wonogiri kepada MR mengatakan mengatakan, kesenian ini patut terus diuri-uri agar tidak punah, “Sehingga anak cucu kita dapat mewarisi dan melestarikan kesenian ini” katanya saat menyaksikan pagelaran wayang kulit dikecamatan Giriwoyo.
Ungkapan senada juga dilontarkan H Sutadi BE, ST, MSi asal Kecamatan Baturetno, Wonogiri ya,Karena kalau kesenian wayang kulit tidak terus dikembangkan, nanti ‘kasihan’ anak cucu yang tidak bisa menikmatinya, “Untuk itu kesenian ini harus tetap dipertahankan supaya tidak punah dan hanya tinggal cerita saja” tandas Sutadi
Pagelaran wayang kulit yang digelar semalam suntuk itu ternyata membuat warga Wonogiri sangat terhibur, dikarenakan kesenian ini mempunyai petuah-petuah luhur, seperti kebenaran, rasa saling mengasihi antar sesama manusia. Selain itu, wayang kulit yang digelar juga mampu mempersatukan dan lebih mengakrabkan warga masyarakat untuk senantiasa hidup bergotong royang,memunculkan rasa tepa slira dan masih banyak lagi manfaat lainya.
Sedangkan menurut Agus, salah satu warga masyarakat setempat kepada MR mengatakan, ia sangat senang dengan pertunjukan wayang kulit ini, sebab dengan kesenian ini masyarakat menjadi guyub rukun, menimbulkan semangat untuk membangun desanya, “Saya berterima kasih kepada H.Sutadi dan H.Subagyo yang turut mensponsori pagelaran wayang kulit ini, meski dia jauh-jauh dari Baturetno, namun tetap meluangkan waktunya untuk datang kegiriwoyo ini tandasnya.(chy)
Posting Komentar